Kamis, 29 Oktober 2009

HADITS KEDUA

HADITS KEDUA

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . {رواه مسلم}

Dari Umar Radhiallahu 'anh juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) seraya berkata: " Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?", maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam : " Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu ", kemudian dia berkata: " anda benar ". Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: " Beritahukan aku tentang Iman ". Lalu beliau bersabda: " Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk ", kemudian dia berkata: " anda benar".  Kemudian dia berkata lagi: " Beritahukan aku tentang ihsan ". Lalu beliau bersabda: " Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau" . Kemudian dia berkata: " Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)". Beliau bersabda: " Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ". Dia berkata:  " Beritahukan aku tentang tanda-tandanya ", beliau bersabda:  " Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya ", kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: " Tahukah engkau siapa yang bertanya ?". aku berkata: " Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui ". Beliau bersabda: " Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian ".    (Riwayat Muslim)

 A. MARAJI'UL HADITS (REFERENSI HADITS)

1.      Shahih Muslim, Kitabul Iman. Hadits Nomor 8.

2.      Sunan At-Tirmidzi, Kitabul Iman, Hadits Nomor 2738.

3.      Sunan Abu Dawud, Kitabus Sunnah, Bab Al-Qadr, Hadits Nomor 4695.

4.      Sunan An-Nasa'I, Kitabul Iman, Bab Na'tul Islam: 8/97.

 

B. AHAMMIYATUL HADITS (URGENSI HADITS)

Ibnu Daqiq Al'id berkata, "Hadits ini sangat penting meliputi semua amal perbuatan, yang dhahir dan batin, bahkan semua ilmu Syari'at mengacu padanya, karena memuat segala hal yang ada dalam semua hadits, bahkan seakan menjadi Ummus-Sunnah (Induk bagi hadits), sebagaimana surat Al-Fatihah disebut Ummul Qur'an karena ia mencakup seluruh nilai-nilai yang ada dalam al-Qur'an.

Hadits itu mutawatir karena diriwayatkan dari 8 Sahabat ra: Abu Hurairah ra, umar ra, Abu Dzar ra, Anas ra, Ibnu Abbas ra, Ibnu Umar ra, Abu 'Amir, Al-Asy'ari, dan Jarir Al-Bajali ra.

C. FIQHUL HADITS (KANDUNGAN HADITS)

Dalam hadits tersebut di atas terdapat beberapa isi kandungan yaitu:

1.      Memperbaiki pakaian dan penampilan.

Ketika hendak masuk masjid dan akan menghadiri majelis ilmu, disunnahkan memakai pakaian yang rapih, bersih dan memakai minyak wangi. Bersikap baik dan sopan di majelis ilmu dan dihadapan para ulama adalah prilaku yang sangat baik, karena jibril saja dating kepada Nabi Muhammad saw dengan penampilan dan sikap yang baik.

2.      Definisi Islam

يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ  

 " Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?  

Secara etimologi, Islam berarti tunduk dan menyerah sepenuhnya pada Allah SWT, secara terminologi, adalah agama yang dilandasi oleh lima dasar, yaitu:

1)      Syahadatain.

2)      Menunaikan shalat wajib pada waktunya, dengan memenuhi syarat, rukun dan memperhatikan adab dan hal-hal yang sunnah.

Adapun Makna: وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ   " engkau mendirikan shalat" ini seakan-akan shalat merupakan suatu bangunan yang kokoh, di dalam bangunan tersebut orang itu tinggal, bermunajat, berdialog dengan Allah dan berikrar dengan mengucapkan:

"Hanya Engkaulah yang kami sembah,dan Hanya kepada Engkaulah kami  meminta pertolongan"

Dengan ikrar ini, ia mengakui ke-Esaan Allah, karena Dial ah yang mempunyai hak Ubudiyah, yaitu hak untuk disembah dan diibadahi, dan orang itu berikrar bahwa hanya kepada-Mu lah kami menyembah / mengabdikan diri

3)      Mengeluarkan zakat.

4)      Puasa di bulan Ramadhan.

5)      Haji sekali seumur hidup bagi yang mampu, mempunyai biaya untuk pergi ke tanah suci dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan. Allah berfirman:

"Kalau engkau mampu mendapatkan jalan ke sana"

Ini berarti kalau ada jalan yang aman, tidak dalam keadaan perang dan sebagainya, juga bila ongkos-ongkos dan semua fasilitas tersedia, badan sehat dan sebagainya. 

3.      Definisi Iman

قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ

" Kemudian dia bertanya lagi:" Beritahukan aku tentang ihsan…?"

Secara etimologi, Iman berarti 'Pengakuan atau pembenaran'. Secara terminologi, berarti 'pembenaran dan pengakuan' yang mendalam akan

1)      Adanya Allah swt, Pencipta alam semesta yang tidak mempunyai sekutu apapun.

2)      Adanya makhluk Allah swt. yang bernama Malaikat. Mereka adalah hamba Allah yang mulia, tidak pernah melakukan maksiat dan slalu menuruti perintah-Nya. Mereka diciptakan dari cahaya, tidak makan, tidak berjenis (laki-laki ataupun wanita), tidak mempunyai keturunan dan tidak ada yang tahu jumlahnya kecuali Allah swt.

3)      Adanya kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah swt dan meyakini bahwa kitab-kitab tersebut (sebelum diubah dan diselewengkan manusia) merupakan syar'iat Allah.

4)      Adanya rasul-rasul yang telah diutus Allah, yang dibekali dengan kitab samawi, sebagai perantara untuk memberikan hidayah pada umat manusia. Meyakini bahwa mereka adalah manusia biasa yang diistimewakan dan ma'shum (terjaga dari segala dosa).

5)      Adanya hari Akhir. Pada hari itu Allah membangkitkan manusia dari kuburnya, lalu diperhitungkan seluruh amal perbuatannya. Amal perbuatan yang baik akan dibalas dengan kebaikan, dan amal perbuatan yang buruk dibalas dengan keburukan.

6)      Adanya Qadha dan Qadar. Artinya, apapun yang terjadi pada alam semesta inii merupakan ketentuan dan kehendak Allah semata, untuk satu tujuan yang hanya diketahui-Nya.

Inilah rukun-rukun Iman. Siapapun yang meyakini, maka ia akan selamat dan beruntung, dan barangsiapa yang menentangnya maka ia akan sesat dan merugi, Allah swt, berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya (Muhammad saw), serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya". (Qs.An-Nisa: 136).

4.      Islam dan Iman

Melalui penjelasan di atas maka kita pahami bahwa Iman dan Islam dalah dua hal yang berbeda, secara etimologi maupun secara terminologi. Pada dasarnya, jika berbeda nama tentu berbeda makna. Meskipun demikian, tidak jarang dipergunakan dengan arti yang sama, Islam berarti Iman, dan sebaliknya. Keduanya saling melengkapi. Iman sia-sia tanpa Islam, demikian juga sebaliknya.

5.      Definisi Ihsan

قَالَ:فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ قَالَ :أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ     

Kemudian dia berkata lagi: " Beritahukan aku tentang ihsan…? Lalu beliau bersabda: " Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau"                     

Ihsan adalah ikhlas dan penuh perhatian. Artinya sepenuhnya ikhlas beribadah hanya kepada Allah dengan penuh perhatian sehingga seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika tidak mampu, maka ingatlah bahwa Allah senantiasa melihatmu dan melihat apapun yang ada pada dirimu.[5]

Hadits ini memberitahukan kepada kita bahwa bila anda lalai dalam shalat atau dalam ibadah lainnya, maka Allah melihat anda. Dan ketahuilah ibadah yang terbaik ialah kalau apa yang anda lakukan itu dan tahu, sadar bahwa Allah ada di samping anda dan melihat anda.

6.      Hari Kiamat dan tanda-tandanya

قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

Kemudian dia berkata: " Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan  kejadiannya)". Beliau bersabda: " Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.

Tibanya hari Kiamat adalah rahasia Allah swt. tidak satu pun makhluk mengetahuinya, baik malaikat maupun Rasul. Karenanya, Nabi saw bersabda kepada Jibril, "Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya." Meskipun demikian, Nabi  Muhammad saw. Menjelaskan sebagian tanda-tandanya, antara lain:

·         Krisis moral, sehingga banyak anak yang durhaka kepada orang tuanya, mereka memperlakukan orang tuanya seperti perlakuan tuan terhadap budaknya.

·         Kehidupan yang jungkir balik. Banyak orang bodoh menjadi pemimpin, pemberian wewenang kepada orang yang tidak mempunyai kemampuan, harta melimpah, manusia banyak yang berlaku sombong dan foya-foya, bahkan mereka berlomba dan saling meninggikan bangunan dengan penuh kebanggaan. Mereka berlaku congkak pada orang lain, bahkan mereka seakan ingin menguasainya.

قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا

Dia berkata:  " Beritahukan aku tentang tanda-tandanya ", Beliau bersabda:  " Jika seorang hamba melahirkan anak tuannya….

Maksudnya kaum muslim kelak akan menguasai negeri-negeri kafir sehingga banyak tawanan, maka budak-budak perempuan banyak yang melahirkan anak tuannya dari anak ini akan menempati kedudukan sebagai majikan karena kedudukan bapaknya                                                               

7.      Etika bertanya.

Seorang muslim, akan menanyakan sesuatu yang membawa manfaat bagi dunia dan akhiratnya. Ia tidak akan menanyakan hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Bagi orang yang menghadiri sebuah majlis ilmu lalu ia melihat bahwa audiens ingin mengetahui satu hal. Ternyata hal tersebut belum ada yang menanyakan, maka sepatutnya ia menanyakan meskipunia sudah mengetahuinya agar orang-orang yang hadir bisa mengambil manfaat dari jawaban yang diberikan.

Orang yang ditanya tentang suatu hal, dan ia tidak mengetahui jawabannya, hendaknya ia mengakui ketidaktahuannya agar tidak menjerumus pada hal-hal yang tidak mengetahuinya.

8.      Metode Tanya jawab.

Pendidikan modern pun mengakui bahwa metode Tanya jawab adalah metode pendidikan yang relatif berhasil, karena memberikan tambahan semangat pada diri pendengar untuk mengetahui jawaban yang akan diberikan. Metode ini sering dipergunakan Rasulallah saw. Dalam mendidik generasi Shabat ra.

 

KESIMPULAN

Dari hadits yang ke-dua dari Arba'in Nawawi, diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kata Islam dan Iman memiliki perbedaan baik secara lughah (bahasa) maupun secara syar'i, bila dilihat dari asal pengertian dari dua kata tersebut. Akan tetapi dalam pengertian syar'i terkadang satu kata telah mengandung dua makna yang lain dan sebaliknya. Poin yang paling penting dalam hadis hadits ke-dua ini adalah penjelasan tentang Islam, Iman dan Ihsan serta wajibnya mengimani kekuasaan Allah swt.

 

DAFTAR PUSTAKA

  • Muhyiddin Mitsu, Musthafa Dieb Bugha,Dr. Al-Wafi Fisyarh Kitab Arba'in An- Nawawiyah, (Damaskus-Beirut: Daar Ibnu Katsir 1998),Cet. Kesepuluh.
  • Dhafir Muhil,Lc. Terjemah Al-Wafi (Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah),( Jakarta: Al-I'tisham, April 2009),Cet. Kesebelas
  • Imam Nawawi, Syarah Arba'in, Tanzil Ubay, Terjemah Syarah Hadits Arba'in, (Jakarta: khasanah Ilmu, Des.1996), Cet. Pertama.
  •  Ibnu Daqiq Al-'Ied, Syarah al-Arba'in Hadits an_nawawiyah, Cet.Kedua Thn.1415 H.
  • Thalib Muhammad, Terjemah Syarah Hadits Arba'in Imam Nawawi,( Yogyakarta: Media Hidayah, Okt.2001), Cet Pertama.

             



Tidak ada komentar: